Rabu, 28 November 2012

Aneka Asesoris dari bahan tali sepatu

kemaren, saya sempet iseng-iseng bikin desain asesoris dari bahan tali sepatu, ternyata hasilnya not bad lah... akhirnya saya memutuskan untuk menjual produk bikinan saya, rencananya saya pengen bikin bermacam-macam asesoris berbahan dasar tali sepatu ini diantaranya bros, gantungan kunci, gantungan HP, bando, gelang, kalung dll. tapi untuk tahap awal ini saya coba bikin dulu untuk bros, desainnya mungkin masih sederhana, tapi insyaAlloh saya akan terus explore dan belajar bikin desain baru
 desain pertama ini adalah desain kupu-kupu. ada beberapa variasi warna pilihan loh
 kalo yang ini desain kaki kucing. lucu deh!
 macam-macam variasi ada bunga, segitiga dll
 desain diatas adalah beberapa macam variasi warna untuk desain kaki kucing
ini adalah sebagian desain yang berhasil saya buat, stocknya alhamdulilah sudah banyak untuk masing-masing item.

buat anda yang mau pesen, gampang kok. tinggal kontak saya via telp/sms/whatsapp :085692408058
pesanan untuk porsi besar seperti souvenir pernikahan/hajatan khitan akan dapet bonus loh...

oya, untuk harga kami pasang tarif Rp 3.000/item untuk desain kecil dan untuk yang ukuran besar harganya Rp. 5000
so, what are you waiting for? grab it fast! :)

Senin, 26 November 2012

"jika datang pada mu laki-laki , maka...."


"jika datang pada mu laki-laki perokok, maka ........'"
akhirnya kegalauan saya tumpahkan pula dalam secarik notes di fesbuk yang memang sebenarnya saya tidak suka menceritakan hal ihwal apapun tentang saya..
singkat cerita, kenapa kalimat pertama saya buka dengan kalimat tersebut?
diawali dari beberapa kisah cinta (labil benerrrr dah!) yang saya alami beberapa waktu lalu, beberapa terkait dengan rokok,
saya selalu mengalami kegagalan dalam mencari pasangan (#eaaaa) hanya karena sebatang rokok. kenapa?
cekidot! :D

"nak, kenapa yang ini ga mau lagi?"tanya ibu
"dya perokok mah' jawabku
"emang kenapa kalo perokok?ada yang salah?kayaknya cowo ga ngerokok udah jarang dicari , nanti kamu ga dapet jodoh loh nak " terang ibu

kalo kata mba Asma Nadia, sebelum kita memutuskan untuk menikah, siapkan ruhiyah dan jasadiyah, ketika saya berlomba mencapai hal tersebut, kenapa (calon) pasangan saya harus tidak, bukan kah kesetimbangan itu indah,
"menikah juga bukan mencari pasangan yang sempurna, tetapi menerima pasangan dengan sempurna" kata mba Asma,
trus, menikah dengan perokok, saya harus menerima ketidaksempurnaanya? membicarakan rokok bukan pada masalah sempurna dan tidak sempurna, justru rokok adalah pintu menuju ketidaksempurnaan, ketika perokok mulai merasakan bibirnya semakin hitam, wajah terlihat semakin tua, fikiran semakin stress, tubuh semakin menurun performanya, mereka justru semakin bangga dengan tembangkau lintinganya.
seorang teman saya juga pernah berujar, kurang lebih seperti ini "Ketika Engkau Mencari dan Menginginkan Kesempurnaan  dalam diri Pasanganmu, maka Carilah dan Temukanlah Kesempurnaan itu dalam Dirimu terlebih Dahulu. Benahi Dirimu, Buat Dirimu Sesempurna mungkin seperti kesempurnaan yang engkau harapkan ada dan melekat pada diri pasangan hidupmu kelak." (Masyhari,2011)
Alangkah indahnya jika hal tersebut bisa dijalankan bersama-sama, ^_^ 
pernah saya tanya ke seseorang yang juga perokok
"merokok itu bisa menenangkan fikiran nan" katanya
kenapa orang yang saya tahu taat  ilmu agamanya bisa berbicara seperti itu, yang seharusnya dya tahu kalo hanya Alquran dan mengingat Alloh lah obat penenang hati, kenapa ga mengadu saja sama Alloh, sekali lagi ketidaksempurnaan perokok, mereka bodoh!
"kalo cari suami, bukan ganteng, bukan kaya, bukan yang punya segalanya, tapi yang nantinya bisa membanggakan anakmu kelak" (Nadia, 2011)
dengan rokok, apa yang bisa dibanggakan ke anak2 kelak?kesakitan akibat dampak rokok yang memang sifatnya akumulatif?kemiskinan karena suami tidak bisa menjamin kehidupan saat ditinggalkan mati terlalu dini?
"sesungguhnya memilih pasangan bukan untuk saat ini, fikirkan dampak nanti" (Rumana, 2011)

untuk siapapun (calon) suami saya, nanti
Resik Home, 12 Desember 2011 03.45 WIB

Cinta, butuh atau Pengin?


diskusi tentang needs ato wants  sempet menggelitik pikiran saya pas kuliah "penggunaan data untuk kebijakan kesehatan". Dulu, dosen saya sempet bilang, kalo kebijakan saat ini terutama yang berkaitan dengan kesehatan lebih fokus ke wants bukan needs. artinya bukan hal yang justru dibutuhin sama rakyat tapi hal yang dipenginin rakyat. niat penguasa sih pengin menjaring kembali suara rakyat lewat kebijakan yang lebih ngasih ikan daripada kail, tapi justru keputusan seperti itu yang bikin rakyat ga bisa mandiri. padahal pencapaian kemandirian suatu negara bisa jadi indikator untuk mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh dan dinamis. itulah kenapa Iran tak gentar ketika ditekan menghadapi berbagai bentuk sanksi atau embargo pleh negara barat. hadehhh, apasiiii, jadi bahas hal yang berat kaya gini.

so, pembuka yang super berat tadi (menurut saya) sebenernya jadi awal tergelitiknya lagi pikiran saya tentang butuh ato pengin. kali ini bukan dikaitkan dengan kesehatan, kemandirian atau ketahanan. tapi dikaitkan dengan cinta.eaaaa.
diskusi super hangat memang kalo bahas tentang cinta yaaa. bahkan lagu cinta ga ada habisnya sampe-sampe ada grup band yang nyanyi 'lagu cinta melulu"  yang pasti ga ada habisnya dah!hehehe. Well, cinta antara butuh ato pengin awalanya terjadi karena cerita salah satu temen yang bilang bahwa temennya temen (ribet yaak :P) ada yang ngerasa menemukan pasangan lain (selain istri) yang justru match hatinya dibanding sama istrinya. apa yang terjadi dengan sang suami? dia bilang "lw pernah ngerasa ga sih ketemu seorang cewe yang bukan istri kita tapi kita ngerasa nge feel banget sama dya, hmm, mungkin cinta gw sekarang bukan yang gw inginin tapi yang gw butuhin"  hmm. kalo jadi istrinyaaa. bener-bener ga bisa ngomong lagi.

sebenernya, cinta itu pengin ato butuh sih?apa sama kaya kebijakan yang harusnya diaplikasiin antara penguasa dengan rakyatnya?tuhan dengan hambanya?jujur, pas saya masih masa-masa labil (pernah juga :D), cinta itu saya definisikan sebagai pengin, artinya pasangan yang kita dapatkan benar-benar yang saya inginkan (penginya ganteng, pinter, dll hehehe). sampe-sampe ada status orang dalam FB yang saya ga setujui  "cinta itu mempersilahkan bukan menunggu" jelas banget status itu bilang kalo cinta itu butuh bukan pengin. sampai pada detik ini, semua itu akhirnya saya setujui.

memang cinta itu musti butuh!bukan pengin.kaya yang pernah diungkapkan sama mba Asma dalam diskusi di Masjid UI, katanya "carilah pasangan yang membuat anak mu bangga akan ayahnya" kalimat ini selalu saya ulang-ulang karena efeknya yang ngena banget!kalo masih mikirin cinta itu pengin! udah ga jaman kayaknya.

Wisma Resik, ^_^
18 Februari 2011 1.48 am