Senin, 26 November 2012

"jika datang pada mu laki-laki , maka...."


"jika datang pada mu laki-laki perokok, maka ........'"
akhirnya kegalauan saya tumpahkan pula dalam secarik notes di fesbuk yang memang sebenarnya saya tidak suka menceritakan hal ihwal apapun tentang saya..
singkat cerita, kenapa kalimat pertama saya buka dengan kalimat tersebut?
diawali dari beberapa kisah cinta (labil benerrrr dah!) yang saya alami beberapa waktu lalu, beberapa terkait dengan rokok,
saya selalu mengalami kegagalan dalam mencari pasangan (#eaaaa) hanya karena sebatang rokok. kenapa?
cekidot! :D

"nak, kenapa yang ini ga mau lagi?"tanya ibu
"dya perokok mah' jawabku
"emang kenapa kalo perokok?ada yang salah?kayaknya cowo ga ngerokok udah jarang dicari , nanti kamu ga dapet jodoh loh nak " terang ibu

kalo kata mba Asma Nadia, sebelum kita memutuskan untuk menikah, siapkan ruhiyah dan jasadiyah, ketika saya berlomba mencapai hal tersebut, kenapa (calon) pasangan saya harus tidak, bukan kah kesetimbangan itu indah,
"menikah juga bukan mencari pasangan yang sempurna, tetapi menerima pasangan dengan sempurna" kata mba Asma,
trus, menikah dengan perokok, saya harus menerima ketidaksempurnaanya? membicarakan rokok bukan pada masalah sempurna dan tidak sempurna, justru rokok adalah pintu menuju ketidaksempurnaan, ketika perokok mulai merasakan bibirnya semakin hitam, wajah terlihat semakin tua, fikiran semakin stress, tubuh semakin menurun performanya, mereka justru semakin bangga dengan tembangkau lintinganya.
seorang teman saya juga pernah berujar, kurang lebih seperti ini "Ketika Engkau Mencari dan Menginginkan Kesempurnaan  dalam diri Pasanganmu, maka Carilah dan Temukanlah Kesempurnaan itu dalam Dirimu terlebih Dahulu. Benahi Dirimu, Buat Dirimu Sesempurna mungkin seperti kesempurnaan yang engkau harapkan ada dan melekat pada diri pasangan hidupmu kelak." (Masyhari,2011)
Alangkah indahnya jika hal tersebut bisa dijalankan bersama-sama, ^_^ 
pernah saya tanya ke seseorang yang juga perokok
"merokok itu bisa menenangkan fikiran nan" katanya
kenapa orang yang saya tahu taat  ilmu agamanya bisa berbicara seperti itu, yang seharusnya dya tahu kalo hanya Alquran dan mengingat Alloh lah obat penenang hati, kenapa ga mengadu saja sama Alloh, sekali lagi ketidaksempurnaan perokok, mereka bodoh!
"kalo cari suami, bukan ganteng, bukan kaya, bukan yang punya segalanya, tapi yang nantinya bisa membanggakan anakmu kelak" (Nadia, 2011)
dengan rokok, apa yang bisa dibanggakan ke anak2 kelak?kesakitan akibat dampak rokok yang memang sifatnya akumulatif?kemiskinan karena suami tidak bisa menjamin kehidupan saat ditinggalkan mati terlalu dini?
"sesungguhnya memilih pasangan bukan untuk saat ini, fikirkan dampak nanti" (Rumana, 2011)

untuk siapapun (calon) suami saya, nanti
Resik Home, 12 Desember 2011 03.45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar